Pendahuluan
Banyak yang bertanya tentang cara pertolongan pertama ketika melakukan perjalanan/penjelajahan/ hiking. Nah saya akan berbagi sedikit tentang materi Kesehatan Perjalanan. Selebihnya silakan bertanya pada ahlinya atau orang yang memiliki pengalaman.
Berpetualang
sangat berbeda dengan piknik, sebab dalam berpetualang lebih banyak dibutuhkan
kesiapan fisik, mental dan perlengkapan perjalanan. Untuk mencapai keadaan yang
prima diperlukan penguasaan pengetahuan tentang;
1. Kesehatan Perjalanan
2. Persiapan mental dan fisik
3. Perlengkapan Perjalanan.
Kesehatan perjalanan diartikan sebagai hal-hal yang mencakup kondisi
kesehatan sebelum, selama dan setelah kegiatan perjalanan. Untuk itu kita perlu
mengetahui beberapa resiko yang akan dihadapi dalam perjalanan, jenis penyakit,
serta penyebab, perawatan, dan penanggulangannya.
Macam Gangguan Penyakit Perjalanan
1. Lecet
Penyebab:
Gesekan antara
kulit kaki dengan kaos kaki atau kulit sepatu, atau karena sepatu basah dan
kaos kaki yang terlipat.
Penanggulangan:
v Lepas sepatu dan periksa kaki. Jika kulit memerah/ melepuh, tempelkan
plester yang cukup lebar. Agar pelester melekat kuat gunakan benzoin tincture.
v Apabila sudah lecet, cari sepotong kulit lunak atau sama sifatnya,
lubangi tengahnya sedikit lebih besar dari kulit yang lecet kemudian tempelkan
dengan plester.
v Hindari infeksi dengan tidak merobek luka jika tidak benar-benar perlu.
Jika telah terkoyak balut dengan pembalut.
Pencegahan
v Gunakan sepatu/ kaos kaki senyaman mungkin dengan leher sepatu menutupi
mata kaki, biasanya terbuat dari kulit. Telapak sepatu dari bahan yang keras
dengan permukaan kasar.
v Rajin melepas sepatu untuk mengeringkan kaki dan kaos kaki setiap ada
kesempatan. Bila kaki tidak terkena udara, kelembaban kulit akan berlebihan
yang akan memudahkan iritasi/ gangguan. Kulit kaki menjadi sangat lemah, dan
bila terkena gesekan, terus-menerus akan memudahkan terjadinya lecet disekitar
tumit, telapak kaki, dan jari-jari kaku.
Perawatan
sebelum Perjalanan
v Cuci kaki hingga bersih dan keringkan. Lumuri kaki dengan minyak kelapa
yang sudah dicampuri dengan tumbukan bawang merah dan keringkan agar mencegah
iritasi. Minyak tersebut oleh Wanadri Bandung disebut minyak Komando. Dalam
sehari rawatlah kaki dengan minyak ini 2 kali atau bisa juga dengan bedak
halus.
Cara memelihara
sepatu
v Keluarkan kaos kaki agar ruangan sepatu menjadi sehat, bawa tali sepatu
cadangan yang baik dari nylon (bekas parasut), dan di alam terbuka, letakkan
sepatu di ujung kayu menghadap ke bawah agar tidak dimasuki hewan kecil atau
air hujan. Menjemur sepatu dari kulit jangan terkena matahari langsung atau
dengan api tungku karena akan mengeras dan kaku. Jemurlah di tempat yang teduh
dan banyak angin. Agar bagian dalam dapat cepat kering masukkan kertas Koran ke
dalam sepatu. Semirlah sepatu agar kering normal dan kulitnya tetap lunak.
Kaos kaki
v Kaos kaki yang baik adalah campuran 80% wool dan 20% nylon. Untuk
mencegah lecet gunakan kaos kaki tipis sebagai pelapis sebelum kaos kaki yang
tebal. Panjang kaos kaki ¾ sama panjangnnya dengan kaos kaki untuk bola basket.
Bawa cadangannya dan bungkus dengan plastic kedap air, karena dalam perjalanan
usahakan menggunakan kaos kaki yang kering. Apabila basah keringkan di dekat
api atau peras dan bungkus dengan plastic kemudian letakkan di bawah badan saat
akan tidur.
2. Kram/kejang otot
Penyebab:
v Penumpukan asam susu/asam laktat di dalam otot, dan kehilangan banyak
garam melalui keringat yang keluar. Dalam keadaan normal (gerakaan-gerakan
tubuh wajar), darah mengangkat asam susu secepat asam itu terbentuk. Tetapi
pada saat otot bekerja ekstra berat, darah tidak mampu mengangkat secepat asam
susu itu terbentuk, maka terjadilah penumpukan asam susu di otot.
Pencegahan
v Istirahatlah untuk memberi kesempatan badan mengangkat asam susu (tahap
awal) makanlah tablet garam sebanding dengan beratnya perjalanan.
Perawatan
v Ambil nafas dalam-dalam, luruskan otot-otot yang kejang seperti keadaan
normal.
Lain-lain
v Kejang pada betis: berdirilah dengan tumpuan ujung kaki, kemudian
sentakkan ke bawah
v Kejang oto perut: caranya dengan meliuk-liukkan tubuh ke belakang/ sit
up.
v Bantuan dengan memijit dan mengosokkan obat gosok akan cukup membantu.
3. Sakit kepala
Penyebab
v
Meurpakan gejala penyakit yang lebih jauh.
v
Silau sinar matahari, ketegangan otot leher, sembelit, awal muncul
gangguan pada tubuh, keracunan air yan menyebabkan pembengkakkan jaringan otak atau
selama beberapa hari tidak minum larutan garam.
Pencegahan
v
Memakai topi pelindung/ kacamata gelap, mengurut dan melemaskan otot leher, makan tablet garam/obat
pengendur
syaraf (bisa aspirin)
4. Sengatan Matahari
Penyebab
v Berada ditempat yang tinggi, juga daerah bersalju, kita harus menutup
bagian tubuh dari sinar matahari langsung. Bibir adalah bagian
tubuh yang paling mudah diserang dan akan menjadi pecah-pecah dan perih.
Pantulan sinar Matahari dari salju akan terkena dagu, sekitar muka, ujung hidung dan langit-langit mulut. Untuk rambut yang tipis bisa terkena sengatan
sinar bila tanpa topi pelindung.
Kulit yang tersengat akibatnya akan kemerah-merahan, melepuh, lecet-lecet/tidak wajar (seperti terbakar), dan
demam akibat zat anti racun yang dikeluarkan tubuh.
Perawatan;
v Olesi dengan salep sengatan matahari (cairan pelindung/
cream body) begitu, terlihat tanda-tandanya. Bila terjadi pembengkakan pada bagian tersebut dengan
kompres dingin, minum aspirin untuk mengurangi rasa sakit dan
panas, minum cairan garam untuk menambah cairan pada tubuh.
5. Hypothermia (kehilangan panas tubuh)
Pelepasan panas tubuh melalui:
v Pernafasan (respirasi): untuk penghematan, tutup daerah sekitar mulut dan hidung dengan wol/bulu binatang
tebal
v Penguapan (evaporasi): panas tubuh keluar
melalui keringat
dan kelembaban di paru-paru. Atasi dengan pakaian tebal
dan kelembaban di paru-paru. Atasi dengan pakaian tebal
v Penghantaran/kontak langsung (konduksi):
penyebab duduk ditempat basah, kehujanan. Cegah air hujan
atau keringat yang membasahi tubuh
v Pemancaran panas (radiasi): bagian tubuh
yang tidak tertutup dapat melepaskan panas terutama leher dan
telapak tangan
v Pergerakan udara (konveksi): udara secara kontinyu menghangatkan
selapis udara tipis yang melekat dekat kulit. Bila tertutup, angin tu-buh akan didinginkan. Itulah fungsi
pakaian da-lam melindungi panas tubuh. Kehilangan suhu tubuh lebih dari
3 derajat C dalam waktu beberapa menit saja dapat mengakibatkaan kematian.
Ciri-cirinya:
v
Menggigil
hebat tidak terkontrol dan denyut nadi melemah, selanjutnya
sulit mengatur gerakan tubuh
v
Tiba-tiba jatuh
terjerembab, sulit bicara (berku-mam,
tindakannya ngawur dan sulit berpikir)
v
Gigilan
menurun diganti denga otot-otot kaku, kesadaran diri mulai menghilang dan timbul halusinasi,
v
Otot makin kaku, kulit
membiru, pupil mata membelalak, denyut pernafasan melemah
v
Akhirnya tidak sadar,
banyak gerakan reflek yang tidak berfungsi, denyut jantung tersendat-sendat.
v
Terjadinya pembekakan
pada jantung akibat syaraf pengatur kerja jantung dan pernafasan di otak tidak
berfungsi secara sempurna, akhirnya terjadi pendarahan di paru-paru dan tewas.
Kematian dapat terjadi kurang dari dua jam setelah terjadi gejala.
Pencegahan:
v
Hindari
bagian tubuh yang terbuka, batasi bagian tubuh yang terbuka, saling
memperhatikan satu dengan yang lain.
Perawatan:
v
Langkah perawatan tahap
awal: ganti pakaian yang sudah basah dengan yang kering, kenakan jaket hangat
bila ada ( buat manisan hangat buat energi yang mengganti dari dalam tubuh,
berikan juga makanan kecil, buat tempat perlindungan/shelter agar terlindung dari tiupan angin dan
hujan, masukkan korban ke kantong
tidur lebih dahulu beri alas bagian bawah agar tidak terjadi kontak
langsung dengan tanah basah, dan tambah dengan dorongan mental.
v
Langkah
kedua: celupkan kain/ pakaian ke air panas, letakkan air pada dada
atau perut yang hanya dibungkus dengan pakaian
dalam saja, bungkus tubuh korban hingga sebatas leher dengan ponco atau
lembaran plastik (atau selimut almunium
khusus), buka bungkus setiap sejam sekali dan diulang-ulang hingga pasien sembuh, (disarankan oleh ICAR [International Comition of Alfen
Rescue])
v
Cara lain: masukkan
korban dalam kantung tidur kering, penolong membuka pakaian dan masuk dalam kantong
yang sama. Kontak tubuh yang sehat dengan korban akan lebih efektif.
6. Mountain Sickness (sakit pegunungan)
Gangguan terasa pada ketinggian 2000 m
dpl, tetapi reaksi yang terjadi sangat tergantung oleh kebiasaan dan daya penyesuaian diri
seseorang. Penyakit ini bisa menyerang seseorang jika naik ke tempat yang tinggi dengan cepat, ini
mengharuskan sistem kerja tubuh dipaksa untuk menyesuaikan dengan
kondisi yang baru.
Pernafasan menjadi cepat untuk menghisap oksigen dari udara yang tipis, darah pun menambah jumlah butiran darah merah untuk
mengangkut O2. biasanya para pendaki gunung cepat dapat terserang gangguan ini.
Gejala
v
Mulanya pusing, letih, mengantuk, kedinginan, pucat, mual dan muntah-muntah, kadang sesak nafas diikuti rasa panas, gelisah, kuping berdenging,
susah konsentrasi dan tertidur.
Pencegahan
v
mendakilah
secara bertahap, perlahan, sehingga ada kesempatan bagi tubuh untuk menyesuaikan diri,
tarik nafas dalam-dalam untuk mengisi paru-paru dengan udara
sebanyak-banyaknya.
Perawatan:
v
Turunkan pada ketinggian serendah mungkin yang dapat
dicapai.
Penyebab lain:
v
akibat
angkutan/beban fisik berat, ganasnya alam (hujan, badai terus
menerus), karena terserang infeksi.
7. Oeden paru-paru dan otak
Ini juga penyakit pada ketinggian 3500-5000 m dpl.
Gejala awal:
v sesak nafas, sakit kepala yang sangat dan menafsirkan keadaan
sekeliling yang salah. Gejala lanjut: batuk-batuk kering, sesak
nafas, dada terasa tertekan, denyut nadi cepat, muka pucat dan
membiru sekitar mulut. Bila ini bisa terlambat, korban tidak sadarkan
diri dan tewas. Penyebabnya adalah timbunan cairan dari
paru-paru dan otak.
Pencegahan dan perawatan:
v Segera turun gunung dan bawa ke rumah sakit, bila keadaan belum memburuk dengan pertolongan
cepat korban bisa kembali normal. Usahakan jangar tergesa-gesa mendaki gunung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar