Jumat, 02 Agustus 2013

Persetuan sementara Anak VS Orang Tua


ANAK
Seringkali sebagai anak kita merasa jengkel dengan keputusan orang tua, kadang sebel, kadang marah, bahkan paling parah dendam yang terpendam. Banyak alasan yang masuk akal dalam fikiran anak, bahwa orang tua nggak faham kondisinya, nggak faham situasinya, terlalu mengekang, terlalu ketinggalan jaman, de el el.


ORANG TUA
Sebagai orang tua yang sejak kecil mengetahui tumbuh kembang anak, memperhatikan kebiasaan anak hingga masuk sekolah. Dan juga dalam kehidupan sehar-hari, orang tua mengambil keputusan yang menurut mereka paling tahu apa yang dibutuhkan oleh anak. Bayangkan saja, sejak kecil, bahkan dalam kandungan udah diperhatikan pastinyalah orang tua, punya alasan yang masuk akal. Bagaimana seharusnya anak akan hidup.


?????

Masing-masing akan mempertahankan pendapat masing-masing, entah siapa yang benar, siapa yang keliru.. Ibarat rel kereta api nggak akan-akan ketemu.

Jika kedua belah pihak, tidak ada yang mau mengalah lebih dulu nggak akan-akan selesai. Berbicara yang baik ke orang tua, orang tua mendengarkan dengan empati (lebih peduli), Orang tua menyampaikan saran, anak mendengarkan dan lebih empati kembali. 

Jika anak bisa melihat sudut pandang orang tua maka akan menjadi lebih bijak.
Jika orang tua bisa melihat sudut pandang anak, maka orang tua akan lebih dihargai.

Melawan orang tua, tak ada gunanya karena Ridhanya orang tua, Ridhanya Allah.
Memaksakan kehendak ke anak tidak ada gunanya, karena anak adalah titipan Yang KUASA.

Dari pada semua keras-kerasan, nggak ada yang mau saling peduli lagi. Maka salah satu dari kedua belah pihak sebaiknya cepat-cepat meninggal, biar pihak lain menyesali perbuatannya.

*Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya sangat fatal*

Maafkan anakmu, Babah & Mamah. Saya mencintaimu.


رَبِّيْ اغْفِرْلِي وَالِوَالِدَيَّ وَرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيانِيْ صَغِيْرا

Malam 25 Ramadhan 1434 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar