Sedang konsentrasi-konsentrasinya mengendarai sepeda motor di
jalanan yang banyak tikungan maut, tanjakan dan turunan curam, jalur
Sepit-Sembalun, di kawasan hutan dan pegunungan Rinjani.
Tiba-tiba .........
weshh........ ada mobil oleng yang hampir menabrak motor saya. Belum sempat
tenang mengendalikan laju motor ke tanjakan curam, Eh, bukannya minta maaf
malah dia teriak, dan mengatakan, “WOOI,,,, BABI.........!”
Astaga ini orang kurang ajar sekali, memangnya Papuq[1]mu yang
punya jalan. Dengan jengkel, saya balas umpatan itu orang, “KURANG AJAR,
BALIK WOOI”.
Daaaarrrr!
Tubuh terhempas menghantam mal jalan, terasa ada yang mengalir di
hidung dan telinga, nyeri yang sangat terasa di kaki sebelah kiri. Sepeda motor
yang saya gunakan entah nasibnya bagaimana.
Ya Allah...pandangan berkunang-kunang, temaram, gelap...
Flashback...
Ternyata tadi pas ditingkungan menurun, sopir
mobil L100 yang berasal dari Sembalun, berusaha memperingati saya, bahwa di
jalanan yang baru saja dia lewati ada Babi yang hampir dia tabrak, dan dia
hindari, sehingga menyebabkan mobilnya oleng dan hampir menabrak sepeda motor
yang melaju ke atas. Tapi sayang, ditanggapi salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar